Wawasan Ilmu Kalam Terhadap Sikap Keberagaman Dalam Masyarakat
Wawasan Ilmu Kalam Terhadap Sikap Keberagamaan Dalam Masyarakat - Salah satu rumpun ilmu-ilmu keislaman (Islamic studies) yang jarang sekali mendapatkan perhatian adalah ilmu kalam (Islamic theology). Padahal ilmu ini termasuk sentral dan pokok dalam ilmu ushuluddin.
Kebanyakan pengkaji ilmu-ilmu keislaman lebih banyak bicara perihal sumber pokok, yakni al-Qur‟an dan sunnah. Meskipun terkadang juga bicara hukum islam. Sayangnya persoalan teologi yang sebenarnya menjadi bagian penting dari akidah/keyakinan kian luput dari perhatian. Kenyataan ini memicu kemandekan ilmu kalam, terutama terhadap kajian-kajian dalam ilmu modern (social science).
Upaya melahirkan kembali ilmu kalan seringkali tidak tuntas. Padahal ilmu kalam memberikan perspektif sejarah teologis tentang teori-teori ketuhanan. Mungkin ilmu kalam menjadi tidak menarik karena ranah kajiannya tidak pernah berkembang atau sengaja dibiarkan. Kajian ilmu kalam masih saja bicara dalam perspektif historis-konfliktual, bisa saja banyak kalangan yang bosan mendengar ulasan kalam yang kaku dan tidak pernah baru. Baru di sini dimaksudkan kalam tidak melahirkan produk keilmuan yang menyangkut persoalan-persoalan kekinian.
Pada era global, manusia kian dipertemukan dengan keragaman pengetahuan, budaya, adat istiadat, dan teknologi. Mengenai semua itu manusia senantiasa berhadapan dengan realitas yang baru pula. Semua ranah dan prinsip kehidupan bicara persoalan yang sama. Dalam perspektif agama, science, budaya, ekonomi dan sebagainya. Tidak luput perspektif teologis juga turut menyertainya. Hanya saja prinsip teologis semacam apa yang turut menyertai kehidupan manusia? Apakah prinsip ketuhanannya berlatar konflik atau toleransi? Bagaimana teologi menjadi bagian dari kehidupan dunia modern? Lantas bagaimana teologi/ilmu kalam mengcounter kenyataan baru globaliasasi yang terus bergerak?
Pertanyaan tersebut selalu menyertai kajian seputar ilmu-ilmu modern. Demikian pula dalam ilmu-ilmu keislaman (Islamic studies) baik praksis maupun teoritis. Lebih jauh permasalahan ini melebar dalam beragam tinjauan. Baik epistemologis maupun ontologis. Perbicangan yang sering muncul, bagaimana ilmu-ilmu keislaman turut menjadi solusi
perdamaian dunia? Apa kontribusi ilmu-ilmu keislaman dalam memperbincangkan Islam dunia, seputar science dan teknologi? Lebih dari itu tinjauan kritis terhadap ilmu kalam juga sering dikaitkan adanya dikotomi serta penolakan pendekatan ilmu-ilmu modern dalam kajian studi Islam. Hal ini kian menjauhkan ilmu-ilmu keislaman dari proses pengembangannya.